Warga Marawi di Filipina Mengemis Evakuasi

Penduduk Kota Marawi, Filipina bagian selatan, terpaksa mengungsi setelah wilayah mereka jadi ajang konflik antara pasukan Filipina dengan kelompok militan setempat yang mendukung jaringan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS).
Sumber :
  • Reuters/Erick de Castro

VIVA.co.id – Mungkin warga Marawi tak pernah menduga. Dua pekan lalu mereka masih bisa bercengkerama dan bersenda gurau bersama keluarga. Tapi sejak enam hari lalu, mereka sudah bergeser menjadi pengungsi.

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Nasib warga Marawi, kini sudah seperti pengungsi Suriah. Mereka berbondong-bondong meninggalkan kota tersebut, mencari wilayah yang lebih aman. Kondisi perang terjadi setelah pemerintah Filipina memerintahkan militernya untuk menyerbu kota tersebut dan menangkap Isnilon Hapilon, ulama Muslim yang juga pemimpin Abu Sayyaf.

Warga Marawi meninggalkan kota mereka.

Ternyata TNI Ikut Terlibat Selamatkan 4 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

Dalam enam hari perang, nyaris 100 orang tewas. Kelompok militan ini mengambilalih kota dan membakar gedung-gedung. Gelombang evakuasi terus terjadi. Diberitakan oleh Reuters, pekan lalu, kota berpenduduk 200.000 warga itu kini sudah seperti kota hantu.

Asap hitam membumbung di tengah pemukiman warga kota Marawi.

Anggota DPR Respons Penyelamatan 3 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

Kota tersebut kini dijaga ketat oleh tentara. Tembak menembak antara militer dan kelompok militan terus terdengar.

Militer Filipina berjaga di depan toko-toko yang tutup di kota Marawi.

Warga tercekam dalam ketakutan. Sebagian diantaranya tak berdaya dan berdiam di dalam rumah, berharap ada yang mengeluarkan. Mereka mengibarkan bendera putih, memberitahu keberadaannya dan berharap tak menjadi sasaran serangan militer atau kelompok pemberontak.

Warga Marawi berharap bisa di evakuasi dari kota tersebut.

Dua ibu warga Marawi mengibarkan bendera putih agar selamat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya