Punya Sikap Berbeda, Qatar Jadi Musuh Bersama Timur Tengah

Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Hari ini, empat negara yang berada dalam Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi menyatakan putus hubungan dengan Qatar. Tak hanya hubungan diplomatik, mereka juga memutuskan hubungan darat, laut dan udara.

5 Negara Putus Hubungan dengan Israel, Ada Negara NATO

Sikap memusuhi Qatar sepertinya sudah dimulai sejak Presiden AS Donald Trump berkunjung ke Arab Saudi. Emir Qatar, Shaikh Tamim Bin Hamad Al Thani, mengatakan, negaranya menghadapi sebuah kampanye yang tidak adil yang bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke wilayah  Timur Tengah, yang bertujuan untuk menghubungkannya dengan terorisme dan menodai upaya Qatar mencapai stabilitas.

"Motif kampanye ini terkenal dan kita akan mengejar negara, serta organisasi di belakang mereka untuk melindungi peran penting Qatar secara regional dan internasional," kata Shaikh Tamim saat menghadiri upacara wisuda anggota staf nasional pada hari Selasa dua pekan lalu, seperti diberitakan oleh Gulf News, 24 Mei 2017.

Aksi Tegas! Bolivia Putuskan Hubungan Diplomat dengan Israel

"Kami menyesalkan tuduhan tersebut terhadap kami bahwa kami mendukung terorisme. Bahaya sebenarnya adalah perilaku beberapa pemerintah yang menyebabkan terorisme dengan mengadopsi versi ekstremis Islam yang tidak mencerminkan toleransi," kata emir seperti dikutip oleh Qatar News Agency (QNA).

Shaikh Tamim mengatakan tidak ada yang berhak menuduh Qatar melakukan terorisme hanya karena Qatar tidak memusuhi Ikhwanul Muslimin, padahal kelompok tersebut telah diberi label sebuah organisasi teroris. Dia menambahkan bahwa seseorang berhak menolak status perlawanan Hamas dan Hizbullah, juga.

Indonesia Masuk Daftar Negara Aman Versi Qatar, Apa Alasannya

Emir tersebut meminta saudara mereka di Mesir, UEA dan Bahrain untuk mengakhiri kampanye anti-Qatar yang dilakukan terus-menerus. "Qatar tidak mencampuri urusan dalam negeri negara mana pun, tidak peduli berapa banyak orang yang kehilangan kebebasan dan hak mereka," tambahnya.

Berita Palsu?

Shaikh Tamim mengatakan, hubungan Qatar dengan AS bagus meski ada pemerintahan baru yang bermasalah. "Namun, kami yakin situasinya akan berubah karena penyelidikan yudisial terhadap pelanggaran presiden," ujarnya.

Qatar telah berhasil membangun hubungan yang kuat dengan AS dan Iran pada saat bersamaan. Alasan mempererat hubungan dengan Iran, kata dia,  "Karena tidak bijaksana meningkatkan ketegangan dengan Iran.”

Shaikh Tamim menyerukan agar mencurahkan perhatian pada pembangunan dan penanganan kemiskinan, bukan melakukan penawaran senjata yang berlebihan yang meningkatkan ketegangan di wilayah ini.

Orang-orang Teluk dan pengamat terpana oleh pernyataan yang dikaitkan dengan Emir Qatar, di mana dia tampaknya menentang kebijakan resmi GCC mengenai isu-isu yang berbeda, terutama Iran, Hamas dan Hizbullah.

"Iran mewakili sebuah kekuatan regional dan Islam yang tidak dapat diabaikan dan tidak bijaksana untuk menghadapinya. Ini adalah kekuatan besar dalam stabilisasi kawasan ini," kata Shaikh Tamim pada sebuah upacara militer.

Dia juga menggambarkan Hamas dan Hizbullah sebagai gerakan perlawanan yang sah dan menyebut Hamas "wakil sah rakyat Palestina."

Namun, Qatar kemudian mengatakan bahwa pernyataan yang dikaitkan dengan Shaikh Tamim adalah palsu. Pejabat Qatar mengatakan bahwa situs dan akun twitter dari kantor berita resmi, QNA, telah "diretas". "Situs Kantor Berita Qatar telah diretas oleh entitas yang tidak diketahui," lapor Kantor Komunikasi Pemerintah dalam sebuah pernyataan. Kantor berita Al Jazeera yang berbasis di Doha lalu diblokir oleh UAE dan Arab Saudi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya