ISIS Serukan Serangan Gencar Saat Ramadan, Mengapa?

Ledakan bom di Kabul tewaskan puluhan orang
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Pada bulan Ramadan tahun ini, kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam atau ISIS menggencarkan serangan di berbagai belahan dunia. Tak hanya oleh anggota ISIS, serangan teror juga dilakukan oleh organisasi garis keras dan jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS.

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Sebelum Ramadan diketahui bahwa ISIS memang mengeluarkan maklumat atau seruan agar para anggota dan simpatisan melakukan teror dengan senjata apa pun yang memungkinkan ada di sekitar mereka. Hal itu disampaikan juru bicara ISIS melalui pesan suara melalui akun Telegram ISIS.

Namun apa yang sebenarnya menjadi pemicu ISIS gencar melakukan serangan pada bulan Ramadan 2017?

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Dilansir laman The Guardian, analis Timur Tengah dan Terorisme yang berbasis di Washington, Daveed Gartenstein-Ross menilai bahwa gencarnya ISIS melancarkan teror pada bulan suci umat Islam karena ingin tetap mempertahankan eksistensi. ISIS diketahui mulai kehilangan sebagian teritori yang direbutnya di Irak dan Suriah. 

Oleh karena itu eksistensi tersebut harus dijaga dengan mempertahankan serangan di berbagai lokasi khususnya wilayah yang tidak dikendalikan jaringan tersebut.

Tidak Hanya di Rusia, Ada Deretan Jejak ISIS dalam Aksi Teror di Indonesia

"ISIS bagaimana pun tetap ingin survive sebagai organisasi. ISIS tak ingin kehilangan eksistensinya kala teritorinya hilang. Oleh karena itu serangan demi serangan untuk menarik perhatian harus dilancarkan," kata Daveed.

Serangan teroris yang diklaim ISIS sudah terjadi sejak beberapa hari sebelum Ramadan 2017. Dimulai dengan serangan terhadap pawai Kristen Koptik di Kairo, ISIS juga menggerakkan serangan oleh Boko Haram di beberapa wilayah di Nigeria. Selain itu terjadi upaya perebutan Marawi di Filipina Selatan dan pengeboman Manchester Arena yang membunuh 22 orang.

Pengeboman juga terjadi di Kabul dengan total 150 orang tewas yang disusul serangan di Kota London yang menyebabkan 8 orang tewas. Selain itu serangan juga terjadi di Iran yang menewaskan 12 orang.

Namun pakar Studi Timur Tengah dari kampus bergengsi Science Po di Paris, Jean-Pierre Filiu memprediksi bahwa ISIS belum akan bisa dituntaskan dalam waktu singkat. Menurutnya, Mosul di Irak dan Raqqa di Surah juga belum sepenuhnya direbut dari ISIS.

"Ini masih akan jadi perjalanan panjang," kata Jean-Pierre. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya