- VIVA.co.id/Maya Sofia
VIVA – Pada 15 tahun lalu, terjadi penyanderaan besar-besaran di Teater Moskow, yang pada saat itu sedang menampilkan pertunjukan musik pop. Tak tanggung-tanggung, 700 orang menjadi sandera bagi sekitar 50 penyerang gedung teater, yang diketahui adalah anggota milisi separatis di Chechnya.
Penyanderaan dimulai tatkala babak kedua pertunjukan "Nord Ost" baru saja dimulai. Pada saat itu, seorang pelaku langsung berdiri di panggung dan menembakkan senjata api bertubi-tubi ke arah penonton.
Sementara sejumlah pelaku teror perempuan juga mengikatkan alat-alat peledak di bagian tubuh mereka dan mengancam sambil menyebut diri sebagai militer Chechnya.
Chechnya sebagai wilayah yang dominan berpenduduk muslim sejak lama memperjuangkan kemerdekaannya dari Rusia. Krisis terbesar terjadi dua tahun sebelum berakhirnya konflik pada 1996. Namun kembalinya Rusia beberapa tahun kemudian membuat Chechnya kembali bergolak.
Apalagi pada tahun 2000, Vladimir Putin terpilih sebagai Presiden oleh sebagian wilayah karena berani tegas dan menyatakan tak akan bernegosiasi terhadap teroris.
Dilansir laman History.com, lebih dari dua hari atau sekitar 57 jam, pasukan khusus Rusia menyerbu gedung teater dan membebaskan para tawanan. Meski diketahui dua orang sandera dalam proses itu akhirnya tewas.
Sementara pada saat pembebasan tanggal 26 Oktober 2002, 120 tawanan juga tewas dan sebagian besar pelaku harus meregang nyawa. (ren)